Senin, 22 Juli 2013

Dunia Islam Pada Masa Modern (aspek tarikh)

Dunia Islam pada Masa Modern
v  Yang dimaksud dengan masa pembaharuan bagi dunia Islam adalah masa yang dimulai dari tahun 1800 M sampai sekarang. Masa tersebut disebut masa pembaharuan karena umat islam di seluruh dunia menyadari akan keterbelakangnya dan mereka berusaha mengejar ketinggalan dalam berbagai bidang.
v  Umat Islam di seluruh dunia mengadakan pembaharuan dalam bidang-bidang : politik, pemerintahan, pemurnian ajaran Islam dari ajaran bukan Islam, pendidikan dan pengajaran serta ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
v  Firman Allah SWT( lihat Al_qur’an )
Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Perkembangan Ajaran Islam pada Masa Modern
                Sebelum dan sesudah tahun 1800 M, umat Islam di berbagai negara, telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Quran dan Hadist.  Penyimpangan itu terdapat dalam hal :
·         Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyirak.
·         Adanya kelompok umat Islam, yang selama hidup di dunia ini. Hanya mementingkan urusan akhirat dan meninggalkan dunia.
Penyimpangan-penyimpangan umat Islam terhadap ajaran agamanya seperti tersebut, mendorong lahirnya para tokoh pembaharuan, antara lain :
1.       Muhammad bin Abdul Wahhab, lahir di Nejd (Arab Saudi) pada tahun 1115 H (1703 M) dan wafat di Daryah tahun 1201 H (1787 M). Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang ulama besar yang produktif, karena buku-buku karangannya tentang Islam mencapai puluhan judul. Diantara buku-bukunya berjudul “Kitab At-Tauhid” yang isinya antara lain tentang pemberantasan syirik, Khurafat, takhayul, dan bid’ah yang terdapat di kalangan umat Islam dan mengajak umat Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang murni.

2.       Rifa’ah Badawi Rafi’ At-Tahtawi, lahir di Tahta pada tahun 1801 M dan wafat di Mesir. Pemikirannya yang berkaitan dengan ajaran Islam, antara lain beliau menyerukan agar umat Islam dalam hidup di dunia ini tidak hanya mementingkan urusan akhirat, tetapi juga harus mementingkan urusan dunia, agar umat Islam tidak di jajah oleh bangsa lain.



3.       Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.

4.       Jamaluddin Al-Afghani, lahir di Asadabad (Iran) tahun 1838 M dan wafat di Istanbul (Turki) tahun 1897 M. Di antara pembaharuan pemikiran yang dimunculkan beliau adalah :
·         Agar kejayaan umat Islam dapat diraih kembali dan mampu menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembali kepada ajaran agamanya.
·         Agar kaum wanita juga meraih kemajuan dan bekerja sama dengan pria untuk mewujudkan masyarakat islam yang dinamis dan maju.
·         Ajarannya tentang Pan-Islamisme.
5.       Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
Selain tokoh diatas, masih banyak tokoh pembaharuan lainnya, seperti Muhammad Abduh di Mesir (1849 -1905 M), Muhammad Rasyid Ridla (1865 – 1935 M), Sayid Ahmad Khan di India (1817 – 1989 M), dan Muhammad Iqbal di Pakistan (1876 – 1978 M).
Manfaat Sejarah Islam Pada Masa Pembahaaruan
1)   Sabar dan menanamkan sikap jihat yang sesuai dengan ajaran islam (Al-qur’an dan Hadist)
2)   Sebagai sumber inspirasi
3)   Sebagai motivasi diri untuk masa depan
4)   Membangun masa depan dengan pijakan-pijakan yang telah ada
5)   Kemampuan yang lebih baik
Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Modern
                Pada masa pembaharuan, perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat di berbagai negara, seperti Turki, India dan Mesir.
                Sultan Muhammad II (1785 – 1983 M) dari kesultanan Turki Usmani, melakukan berbagai usaha agar umat Islam di negaranya dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah kesultanan Turki dihapuskan pada tanggal 1 November 1923 M,Turki di proklamirkan sebagai negara berbentuk Republik dengan presiden pertamanya Mustafa Kemal Attarturk, pendiri Turki Modern (1881 - 1956 M), maka kemajuan Turki dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat.
Para Cendekiawan muslim India – Pakistan antara lain :
                Waliyullah (1703 – 1762 M),Sayiid Ahmad Khan (1817 – 1898 M), Sayid Amir Ali (1849 – 1928 M), Muhammad Iqbal (1873 – 1938 M), Muhammad Ali Jinnah (1876 – 1948 M), dan Abdul Kalam Azad (1888 – 1956 M). Di antara cendekiawan tersebut, yang besar jasanya terhadap umat Islam di India adalah Sayid Ahmad Khan.
Perkembangan Kebudayaan Islam pada Masa Modern
Kebudayaan Islam pada masa pembaharuan berkembang ke arah yang lebih maju, antara lain dalam bidang :
Arsitektur
·         Masjidil Haram artinya masjid yang dihormati atau dimuliakan. Masjid ini berbentuk empat persegi terletak di tengah-tengah kota Mekah, serta merupakan masjid tertua di dunia. Di tengah-tengah masjid itu terdapat Ka’bah, yang juga di sebut Baitullah (Rumah Allah) dan Baitul Atiq (Rumah Kemerdekaan), yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai kiblat umat Islam di seluruh dunia dalam mengerjakan salat.
·         Masjid Nabawi adalah sebuah masjid yang megah dan indah juga sangat luas. Kalau pada masa Nabi Muhammad SAW luas Masjid Nabawi  2.500 m2, kini luasnya menjadi  165.000 m2.
Sastra
                Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang karya-karya sastranya bersifat Islami di berbagai negara, misalnya :
·         Seorang sastrawan dan pemikir besar, menjelang abad ke-20 telah lahir di Pakistan yang bernama Muhammad Iqbal (1873 – 1938 M).
·         Mustafa Lutfi Al-Manfaluti (1876 – 1926 M) seorang sastrawan dan ulama AL-Aznar (Mesir) termasuk pengarang cerita pendek bergaya seni klasik dan seni modern.
·         Dr. Muhammad Husain Haekal (1888 – 1926 M) pengarang Mesir terkenal, yang telah menulis Hayatu Muhammad (Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW yang telah terbit dalam terjemahan Bahasa Indonesia) adalah juga seorang sastrawan dan dianggap perintis karya sastra modern setelah novelnya yang berjudul  Zainab  terbit tahun 1914 M. Beliau juga banyak menulis kritik sastra dan cerita pendek.
Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
  2. Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah)
  3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.
Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’andan hadis di Yogyakarta
Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
Persatuan Islam (persis)dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama dengan Muhammadiyah.
Serikat Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII (partai Serikat Islam Indonesia).
Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik
Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin. Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat Islam
Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi
Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda
·         Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
  2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
  3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng kembali.
  4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
  5. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar